Kamis, 08 Mei 2014

16.44
1
Kolom menurut kamus besar bahasa Indonesia, kolom adalah bagian khusus yang utama dalam surat kabar atau majalah dan khusus menyajikan berita. Kolom lazimnya dipahami sebagai rubrik khusus di media massa yang berisikan tulisan pendek, ringkas, padat, dan merupakan pandangan subjektif dari penulisnya (Samsul, 2003). Akan tetapi, harus dicatat disini bahwa artikel kolom itu tidak cukup panjang seperti halnya artikel opini. Lazimnya, panjang artikel kolom itu hanyalah separuh dari panjang artikel opini (Hakim, 2008).

Bahasa yang digunakan dalam artikel kolom cenderung bersifat lentur. Bahkan, adakalanya pula kosakata daerah banyak juga dimasukkan dalam artikel kolom untuk menandai dimensi kelenturan itu. Akan tetapi, sekalipun dengan penggunaan bahasa yang lentur, artikel kolom itu tetap tidak pernah akan kehilangan esensi hakikinya. Tujuan artikel kolom itu adalah untuk menyentil pemerintah, justru daya sentil itu menjadi semakin tajam dalam kelenturan bahasa yang digunakan itu.

Perlu dicatat pula bahwa dalam berbagai media massa, “Kolom” dapat berwujud “Catatan”, “Resonansi”, “Asal-usul”, “Analisis”, “Refleksi”, “Ulasan” dan lain-lain (Kuncoro, 2009). Kolom, sebagaimana yang dinyatakan Sumadiria (2005: 14-15), opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap persoalan atau keadaan yang terdapat dalam suatu masyarakat. Dimensi “kesingkatan” atau “kependekan” tulisan itu menjadi perhatian pokok, yang membedakan antara artikel dan opini dan artikel kolom di dalam media massa. Lazimnya, panjang artikel kolom itu hanyalah separuh dari panjang artikel opini.

Sumadiria (2005: 14) menegaskan bahwa artikel kolom itu lazimnya bersifat “memadat-memakna”. Berbeda sekali dengan artikel opini, yang dalam pandangannya lebih bersifat “memapar-melebar”. Kepadatan dan keringkasan penyampaian maksud atau makna menjadi hal pokok yang harus dinyatakan dalam sebuah artikel kolom media.

Ciri lain sebuah artikel kolom yang juga ditegaskan dalam Sumadiria (2005), yaitu kolom bersifat inferensial. Inferensial adalah bahwa sebuah artikel kolom tidak dituntut adanya referensi ataua penunjukan teori, sebagaimana lazim ditampilkan dalam sebuah artikel opini. Artikel kolom lazimnya dibuat oleh seorang pakar, pandir, cerdik-cendikia, yang luapan-luapan reflektifnya tidak perlu diragukan lagi kebenaran dan kesahihannya.

Proses Menulis Artikel Kolom
Menggali dan Menyusun Gagasan
Menyusun gagasan adalah langkah pertama yang harus dijalani oleh seorang penulis.
Sedikit berbeda dengan opini yang selalu mensyaratkan 'kontroversi' dan 'keaktualan' di dalam gagasan itu, di dalam kolom media, gagasan-gagasan yang berkualifikasi 'manfaat' sepertinya menjadi pertimbangan yang harus diutamakan.

Mengorganisasi gagasan
Sebuah tulisan sesungguhnya akan dapat terwujud dengan baik hanya kalau penulis terlebih dahulu merancang dan merencanakan tulisannya, mengurutkan materi dan subtansi, dan menentukan peranti-peranti gaya yang hendak digunakan di dalam menuangkan semua gagasan yang telah ditata dengan baik. Jadi, itulah langkah kedua yang harus benar-benar dicermati dan diperhatikan oleh seorang penulis kolom media massa.

Menulis draf
Langkah ketiga yang harus dilakukan dalam keseluruhan proses penulisan artikel kolom media adalah segera.mewujudkan gagasan yang telah diorganisasikan dalam rencana dan urutan tulisan yang jelas.
Gagasan yang telah diorganisasi dengan baik, ditambah perencanaan yang rapi, terstruktur, serta rancangan urutan yang logis dan rasional, kalau semuanya itu tidak segera diwujudkan di dalam tulisan yang sesungguhnya, tetap saja tidak pernah akan menjadi sebuah artikel kolom media.
Membuat draf tulisan itu tidak perlu ditunda-tunda. Menunda pekerjaan membuat draf sesungguhnya sama pula dengan 'membuang waktu'.

Menyempurnakan draf
Ide pokok paragraf yang lazimnya dikemas di dalam sebuah kalimat pokok itu harus sudah diperinci ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, baik yang berupa kalimat penjelas mayor maupum kalimat penjelas minor. Untuk menghubungkan ide pada kalimat yang lain. Seorang penulis kolom harus benar-benar memahami kohesi dalam berbagai tataran. Semuanya itu harus benar-benar diperhatikan oleh seorang penulis artikel kolom sehingga artikel yanh dibuatnya akan memiliki kredibilitas kebahasaan yang tangguh.

Prinsip Menulis Kolom
Prinsip dasar ke-1:
Artikel kolom selalu harus ditulis dengan stand point atau pendirian yang jelas dari penulisnya. Ketidakjelasan pendirian itu akan menjadikan artikel kolom seperti tidak punya batu pijakan.

Prinsip dasar ke-2:
Artikel kolom di media massa harus ditulis dengan menempatkan titik fokus yang kuat dan jelas. Tulisan yang memiliki fokus yang jelas akan dapat dengan mudah memikat para pembaca.

Prinsip dasar ke-3:
Selalu akan ada orang yang mengamati dan menikmati tulisan artikel kolom, apapun yang kita tuangkan di dalam tulisan itu. Orang itu bisa saja sependapat dengan kita, mendukung kita, sealiran dengan kita, namun bisa juga sebaliknya, berbeda pendapat dengan kita. Bahkan sangat dimungkinkan kita akan berhadapan dengn sosok-sosok fundamentalis lewat tulisan kolom kita. Sebagai penulis kolom yang profesional dan andal, kita harus siap untuk menghadapi semua itu.

Prinsip dasar ke-4:
Gunakan dasar kata dan fakta dalam kolom kita. Jangan sampai beragumentasi atau berpendapat, tetapi sama sekali tidak ada dasar faktanya.

Prinsip dasar ke-5:
Artikel kolom yang baik juga harus dapat menyederhanakan hal yang sangat sulit menjadi mudah. Bukan sebaliknya, kita menulis sesuatu yang sesungguhnya sederhana, sebenarnya mudah, menjadi rumit. Kalau demikian yang terjadi, kita akan disebut sebagai sosok yang gemar dengan sesuatu yang gampang.
Dalam rangka membuat tulisan artikel kolom yang memudahkan dalam pengertian positif, upayakanlah untuk selalu menggunakan analogi yang tepat dalam menulis.

Prinsip dasar ke-6:
Bersikap kritis itu hukumnya wajib di dalam menulis artikel kolom di media, tetapi tetaplah penuh pertimbangan dan bijaksana. Hindari perilaku pukul rata karena pasti suatu saat akan berbalik kepada diri sendiri sebagai sosok penulisnya.

Prinsip dasar ke-7:
Artikel kolom harus ditutup dengan sebuah solusi, atau setidaknya dengan sebuah perenungan. Lazimnya, artikel kolom itu diakhiri dengan sebuah pertanyaan reflektif. Tidak boleh ada artikel kolom yang dibiarkan ‘menganga’ dibagian bawahnya atau bagian akhirnya.

Prinsip dasar ke-8:
Sekalipun dengan bahasa yang tidak standar, sangat lokal, dan lentur, tetap saja artikel kolom itu bersifat menggigit. Sepertinya tidak salah yang disampaikan oleh Sumadiria (2005) bahwa artikel kolom baik akan selalu menggairahkan pembacanya dan menyegarkan pembacanya. Berkaitan dengan hal ini, kiranya baik pula disampaikan bahwa artikel kolom bersifat variatif dalam penggunaan kebahasaannya, bergantung dari genre kolomya.
Maksudnya, kalau artikel kolom mempersyaratkan kebakuan dan akuratan, ikutilah persyaratan media itu.

DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Rahardi, Kunjana. 2012. Menulis Artikel Opini & Kolom di Media Massa. Erlangga.

FACHRINEWS © 2014
Tulisan ini disusun sebagai tugas Resume Tentang Kolom di Media Massa, mata kuliah Penulisan Pendapat - Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta
Dosen: Dr. Hj. Mulharnetti Syas, M.s

1 komentar:

  1. kenapa blog ini udah nggak pernah diupdate lagi? Apakah karena Metro TV pro jokowi? Terus apa salahnya?

    BalasHapus